Santa Maria   +  Style

Identitas dan Pencitraan
Pagi ini saya melakukan blog walking setelah sarapan pagi yg nikmat. Dari satu blog ke blog lain, dari blog fashion hingga blog sastra. Tibalah di sebuah blog yang ternyata milik kenalan saya. Saya sudah mengenalnya cukup lama, dia memang giat menulis, terutama hal-hal berbau sastra dan curhat.
Yang membuat blog tersebut "istimewa" bukan karena tulisan nya yang (memang) bagus, tapi justru karena sya dibuat terperangah dengan cara dia bertutur.
Seingat saya, selama beberapa tahun kenal dan berinteraksi, beliau adalah orang yang (dalam penilaian saya) gaul, suka bersosialisasi dan bersenang-senang serta cukup easy going pembawaannya. Yah boleh dibilang tipe anak gaul jaman sekarang. Setahu saya teman-teman juga sering menjulukinya seleb maya dan social butterfly di berbagai komunitas terutama di Jogja.
Hal yang berbalik 150 derajat tercermin dari blog nya. Dari tulisan-tulisan yang saya baca, jelas menimbulkan kesan beliau adalah seorang yang sangat religius, halus, bijaksana dan rumahan.
Lalu sejurus kemudian saya mulai berpikir, "Apa ini sebuah pencitraan?" atau "Apa saya yang tidak mengetahui identitas beliau lebih mendalam?"
Saya tentu saja tidak bisa menuduh blog nya hanyalah sebuah pencitraan, karena siapa tau memang saya yang bertahun-tahun kenal beliau mungkin tidak mengenal sama sekali aslinya. Entah karena memang identitasnya ditutupi atau tersamar oleh lingkungan, atau memang saya yang tidak terlalu pandai mengenali kenalan saya itu.

Dari sini saya berpikir, bahwa memang dunia maya bisa begitu mayanya hingga kita bahkan kesusahan membedakan atau bahkan (hanya) mengidentifikasi antara realita dan citra.

Saya pun teringat, awal minggu ini, saya bertemu dan berkenalan dengan individu-individu (tidak terlalu) baru dalam program pendidikan baru saya mulai ini. Sebagian dari mereka sudah saya kenal di jejaring sosial macam facebook dan twitter.
Ada satu orang yang membuat saya cukup tercengang. Seorang itu saya kenal di jejaring sosial sebagi orang yang sensitif, gampang marah dan selalu mengeluh. Tapi kenyataannya di dunia maya, sangat supel, baik dan simpatik.

Saya kembali diingatkan, jangan cuma menilai orang dari track nya di jejaring sosial, dan yang penting juga jangan cuma menilai seorang dari persepsi kita saat berkenalan dan berinteraksi dengan nya. Kombinasi keduanya lah yang terbaik. Karena (memang) citra dan realita sering susah dibedakan.